tag:blogger.com,1999:blog-55875663874417945552024-02-02T16:17:14.488+07:00Artikel Segar Inspirasi Keluargapontifex.IDhttp://www.blogger.com/profile/05117995898916875886noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-5587566387441794555.post-87370348267354747712016-10-01T16:52:00.000+07:002016-10-05T16:53:33.067+07:00Keajaiban Itu Bernama Pengetahuan (III)<b><span style="font-size: large;">Trainer</span></b><br />
<br />
Semasa masih bekerja di sekolah kejuruan tersebut, seorang teman jurnalis Agoez Perdana, menghubungi: apakah tertarik turut serta dengannya ke Rantau Prapat?<br />
“Ngapain ke situ,” tanyaku.<br />
“Mengajar guru-guru di sana membuat presentasi dan Internet.”<br />
“Lha. Memangnya aku sudah mahir Power Point?”<br />
“Ck. Tenang saja, yang penting kam bisa ajarin dari tahap dasar. Nanti aku bawain sesi Internet nya,” timpal Agoez.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvh3DljYA54ypNp4C4Y9OliWZl2xE7ySAYvsyv_-F4SDCEukyi5Hk4FcYgvOsMuvMYLz0kcPGFAdjUQsHvhCpHKVGbJVD6DcMIvhyKXu6HOXG7I4wVKYmuIGLr9NnB7qvo-9Pgnui3fx4v/s1600/bersama+sahabats+rekan+ATTIk.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="426" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvh3DljYA54ypNp4C4Y9OliWZl2xE7ySAYvsyv_-F4SDCEukyi5Hk4FcYgvOsMuvMYLz0kcPGFAdjUQsHvhCpHKVGbJVD6DcMIvhyKXu6HOXG7I4wVKYmuIGLr9NnB7qvo-9Pgnui3fx4v/s640/bersama+sahabats+rekan+ATTIk.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<br />
Wah, asyik juga. Aku menyetujui undangan Agoez. Setelah mengikuti interview dengan lembaga penyelenggara Djalaluddin Pane Foundation (DPF), jadilah ini pengalaman pertama menumpang kereta. Tertatih-tatih berjalan di kala kereta melaju, selalu membuatku teringat pada ucapan pak Berton Turnip: “Lebih sulit belajar berjalan daripada belajar statistika.”<br />
<br />
Menjadi Trainer sungguh membuka ‘mata’ku tentang belajar dan mengajar. Praktis, inspiratif dan menyenangkan seperti rangsangan iman yang terus hadir di setiap pelatihan yang kuhadiri (maupun saat menjadi panitia penyelenggara). Tantangan baru ini lalu seperti gayung bersambut dengan agenda program DPF yang (saat itu) dipusatkan di kabupaten Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan.<br />
<br />
Pengalaman yang unik adalah saat menjadi trainer di Pondok Pesantren Modren Ar-Rasyid (Pinang Awan, Labuhanbatu Selatan). Selain menjalin persahabatan dengan para guru di pesantren tersebut, perkenalan dan persahabatan dengan pimpinannya Ustadz Fikri. Satu kata mutiara, dari sosok yang akrab disapa Usfik, selalu kuingat adalah: “Pulang Malu Kalau Nggak Bawa Ilmu.” Sungguh pas. Bagaikan mantra ajaib.<br />
<br />
Berkat DPF, aku beroleh kesempatan menjadi peserta Training of Trainers (ToT) yang difasilitasi oleh ibu Handa dari lembaga Dazya Ina Mandiri (DIM). Ibu Handa sendiri telah lama malang-melintang dalam di tingkat Internasional untuk memberikan teknik fasilitasi. Dari beliau, aku belajar banyak tentang kiat manajemen fasilitasi pelatihan yang baik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK0e89_l8F2ASlgcPRmD88IVIvcJgGUjhSBk6HxR3VhSJWy_yMI8JiPOhONKiBYORpCpOu1RF_R2BzRzkPKJ1SZNQYziAbmBht98Z4R8kPo0B5UA0nTewv_sGTKimoGvxHIErgVnmQ5e2J/s1600/duet+presenter.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiK0e89_l8F2ASlgcPRmD88IVIvcJgGUjhSBk6HxR3VhSJWy_yMI8JiPOhONKiBYORpCpOu1RF_R2BzRzkPKJ1SZNQYziAbmBht98Z4R8kPo0B5UA0nTewv_sGTKimoGvxHIErgVnmQ5e2J/s1600/duet+presenter.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
Ritme kegiatan menggali pengetahuan tentang fasilitasi pelatihan mulai bentrok dengan tugas mengajar di sekolah. Di sisi lain, aku merasakan memang tidak cocok menjadi seorang guru yang baik. Jeans, kaus oblong, pelatihan, menulis seperti desahan ‘kekasih’ yang selalu memanggilku. Tentu saja nyaris semua fitur-fitur tersebut menjauhkanku dari peran mengajar di sekolah. Akupun memutuskan (lagi-lagi) untuk mengundurkan diri.<br />
<br />
<i>Keterangan foto:</i><br />
<i>1. Berfoto bersama tim pelatihan di Labuhanbatu Selatan, persis di dekat plakat berisi petuah legendaris Ustadz Fikri.</i><br />
<i>2. Kala pertama bersanding menjadi trainer bareng Agoez Perdana di Labuhanbatu</i>pontifex.IDhttp://www.blogger.com/profile/05117995898916875886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5587566387441794555.post-79499798488019345112016-09-28T09:39:00.000+07:002016-09-28T09:42:46.070+07:00Maaf, Saya (Tidak) Takut Menulis!!<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiduSRxhp23nhWlGvQ3FRAK1l5p9LCZJnEeYbfGT_GRtLw1U091QnnppQNAywdA6HyGoqYv-vULYOliP6vaAD0BuPY2iKpRKnC6d0uKigr6VCqyqXwsfc7An31c7OPx-a5MACXfQLN0FTJB/s1600/Workshop+Jurnalis+Dasar+bagi+Novis+dan+Postulan+KSSY+-+2016.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiduSRxhp23nhWlGvQ3FRAK1l5p9LCZJnEeYbfGT_GRtLw1U091QnnppQNAywdA6HyGoqYv-vULYOliP6vaAD0BuPY2iKpRKnC6d0uKigr6VCqyqXwsfc7An31c7OPx-a5MACXfQLN0FTJB/s1600/Workshop+Jurnalis+Dasar+bagi+Novis+dan+Postulan+KSSY+-+2016.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<b id="docs-internal-guid-6b9334f7-6e9f-bcd4-4c54-a8676f986580" style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; font-style: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Sejatinya jarak antara tangan dan sumber akal (otak) tidak sampai satu meter. Namun, bukan suatu pengalaman muskil bila ada insan yang sulit merajut aksara untuk tulisan. Seolah kata dan makna terdampar ke rimba nun jauh di sana. Alhasil, kertas dan layar sebagai wadah tulisan tetap putih bersih dari noda teks.</b></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Rasa takut kerap jadi biang keladi ini masalah. Pengalaman itu umumnya diwariskan secara turun-temurun tanpa disadari. Sama seperti menanggapi rumor bahwa kuburan kucing tetangga sering didatangi arwah gentayangan anjing bulldog. Ketakutan akan menulis dan cerita horor amat mudah melekat pada fikiran. Alih-alih memulai, mereka mulai membangun argumentasi bahwasanya kehidupan tidak akan berhenti tanpa menulis.</span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sejumlah penulis populer memang sepertinya dihujani rahmat luar biasa. Seperti menyebut nama Paulo Coelho dengan novel-novel fantastis yang terilhami petualangannya. Atau melirik pengakuan Dee (Dewi Lestari), dalam novel "Filosofi Kopi", tentang bagaimana ia (maaf sedikit hiperbolis) seperti 'kesurupan' menuliskan inti novel fenomenalnya, "Supernova", dalam satu malam. Namun, tetap saja ada proses panjang yang mereka lalui. Melawan rasa takut itu sendiri termasuk diantaranya.</span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Belajar menulis tidak mesti menuju jalan para novelis. Masih ada tujuan mulia lainnya sebagai inspirasi memulai diri untuk menulis. Saya senang pemikiran Gol A Gong dan Agus M. Irkham bahwa menulis merupakan hak yang ditahbiskan bagi setiap insan. Sebagaimana mereka sampaikan dalam buku "Gempa Literasi", bahwa tulisan bukan semata-mata teks. Ia adalah anak rohani. Saat membaca tulisan, kita sedang mendalami kedirian penulisnya. Paradigma berpikirnya. Kesadaran dan sikap laku hidupnya. Dan tiap diri itu diciptakan Tuhan secara unik, khas dan berbeda. Nah, pada titik itu, ungkapan bahwa tiap diri punya hak untuk menulis (buku) telah mendapati dasarnya.</span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Jika saya hendak menambahkan pendapat Gol A Gong dan Agus M. Irkham, setiap diri juga punya hak untuk 'salah' dalam 'belajar menulis'. Hasil yang salah adalah bagian inti dari proses menulis. Ia serupa dengan 10003 kali kesalahan Edison sebelum berhasil menemukan bola lampu. Mungkin, metamorfosa kupu-kupu dapat dijadikan perumpamaan lebih menarik tentang bagaimana proses merupakan ciri khas kehidupan alam. Hal serupa yang berlaku dalam kehidupan kita tatkala hendak menulis.</span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"> </span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Dalam bukunya "A9ama Saya adalah Jurnalisme", Andreas Harsono menulis satu bab tentang inspirasi menulis yang berjudul 'Menulis Perlu Tahu dan Berani'. Ini tulisan mengetengahkan perihal paling mendasar sebelum menulis sebagaimana dicantum dalam judulnya. Andreas sendiri terilhami pernyataan Pramoedya Ananta Toer dalam novel "Khotbah dari Jalan Hidup" yang mengatakan, "Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian." Bagi Andreas, ada dua syarat sederhana bila hendak "bekerja untuk keabadian": harus tahu dan harus berani.</span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span><span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span id="docs-internal-guid-6b9334f7-6eab-4d82-97e7-1aab8f720e36"><span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; vertical-align: baseline;">Menulis telah kita pahami sebagai rahmat dan hak yang diwariskan pada manusia. Yang membedakan dengan mahluk hidup lainnya. Tidak hanya menunjukkan jati diri, namun juga tindak mulia dalam berbagi pengetahuan dan kabar. Ketakutan semestinya bukan kerikil tajam setiap kali hendak menulis. Jadi, jangan takut. Di dalam Alkitab sendiri dicatat terdapat 365 kali ayat-ayat dimana Tuhan mengatakan: "Jangan Takut" Nah!?</span></span></span></blockquote>
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<span style="background-color: #f9cb9c; font-family: "arial";"><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"><i>Keterangan foto: </i></span><span style="font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"><i>Workshop Jurnalis Dasar bagi Novis dan Postulan KSSY - 2016</i></span></span>pontifex.IDhttp://www.blogger.com/profile/05117995898916875886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5587566387441794555.post-43491229903986592792016-09-27T01:47:00.000+07:002016-10-05T16:38:37.545+07:00Keajaiban Itu Bernama Pengetahuan (II)<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-style: normal; font-weight: 700; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">WOL</span></span></div>
<b id="docs-internal-guid-14e58763-7b84-ef1b-c2b6-bf486e57130d" style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-style: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Kegagalan adalah hal lumrah dalam pengalamanku menggeluti pekerjaan. Kerap sekali aku di-PHK setelah satu tahun, enam bulan, bahkan 3 minggu masa bekerja. Semua itu adalah kisah-kisah mengharukan setiap kali mengenangnya di kala senggang sembari minum teh manis. Huehehehe. Aku kadang bingung, kenapa ada manusia seperti diriku yang tak terperikan kebodohannya dalam menjalankan peran di tempat bekerja?</b></span></div>
<b style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/196320_195012883854479_1991396_n.jpg?oh=dacea7b4699a111f12e5dce31c5426d2&oe=587ADDE1" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://scontent-sin6-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/196320_195012883854479_1991396_n.jpg?oh=dacea7b4699a111f12e5dce31c5426d2&oe=587ADDE1" /></a></div>
<b style="font-weight: normal;"><br /></b>
<b style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Ada baiknya juga menuliskan pengalaman masa silam ini untuk bercermin. Terutama sekali, menghitung berkat. Betapa Tuhan itu baik dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman mumpuni untuk diriku. Membicarakan keberanian dan keterampilan menulis, aku langsung teringat tempat bekerja di salah satu media online di kota Medan. Bermula dari info lowongan kerja ‘Penerjemah Berita’ di kampus, aku beranikan diri melamar dan bersyukur karena diterima.</span></div>
<span style="font-family: arial; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="font-family: arial; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Media tersebut kerap disingkat WOL. Namun pengalaman yang diberikan tidak sesingkat itu. Di sini lah, aku bisa belajar menulis terjemahan berita, wawancara, menulis berita hingga mengenal manajemen dapur redaksi. Di samping itu, deadline, teriakan, bentakan dan cercaan adalah bumbu-bumbu di dunia pers ini. Satu yang sulit terlupa adalah pintu ruang Pemred (mendiang AET) tersemat stiker bertuliskan: “Peraturan No. 1: Bos tidak pernah salah. Peraturan No. 2: Kalau Bos salah, kembali ke peraturan no. 1” Mungkin gara-gara ini juga Pemred memiliki aura horor di setiap jam kantor redaksi : pukul 09.00 WIB - 22.00 WIB. Jarang sekali setiap karyawan yang dipanggil kembali dengan senyum lebar. Seingatku pernah sekali, setelah jebol proposal iklan besar, pernah diberi dua lembar senyum presiden. “Rezeki!,” jawabnya atas tanyaku kenapa aku dapat uang juga.</span><br />
<b style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Meskipun demikian, patut lah aku bersyukur mendapat didikan mendiang. Hampir semua yang digemblengnya dengan tangan dingin, menjadi paham (setidaknya) kaidah menulis yang baik dan ringkas. Sehingga wajar saja setiap kali teman sekantor yang mengundurkan diri, kami sebut telah lulus dan layak disebut alumni WOL. Aku sendiri menjadi alumni medio 2011.</span></div>
<b style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Sebelum keluar dari WOL, aku pernah berkesempatan magang di harian yang dibanjiri iklan masif setiap harinya itu. Sejatinya aku bukan reporter lapangan yang ligat mencari-cari berita. Magang sebulan, aku sudah demam sampai lima kali. Aku sampaikan pada Wakil Pemred, sudah nasibku tak bisa jadi jurnalis handal sebagaimana yang diharapkan. Beberapa teman semagang ada yang kecewa. Mungkin mereka menaruh harapan besar padaku. Aku mohon maaf ya, Sahabats. :)</span></div>
<blockquote class="tr_bq">
<i><br /></i><span style="font-family: "arial"; white-space: pre-wrap;"><i>“Peraturan No. 1: Bos tidak pernah salah. Peraturan No. 2: Kalau Bos salah, kembali ke peraturan no. 1”</i></span></blockquote>
<br />
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Setelah sebulan menjadi pengangguran gelap, persediaan tabunganku semakin menipis. Adik bungsuku mengusulkan untuk gabung dengannya di satu sekolah kejuruan swasta (SMK Kesehatan Wirahusada Medan). Cukup lama aku bekerja di sekolah ini, sekira dua tahun. Tidak hanya sebagai guru, namun juga dipercaya sebagai wakil ketua Tim Promosi (mencari murid-murid baru). Dari peran tersebut, aku jadi tahu tempat-tempat jauh yang selama ini hanya terdengar dari cerita-cerita teman.</span><br />
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><i>Keterangan foto: Annual meeting (rapat tahunan) seluruh staf WOL. Berfoto bersama 'mahasiswa' dan mendiang pemimpin WOL.</i></span>pontifex.IDhttp://www.blogger.com/profile/05117995898916875886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5587566387441794555.post-82701988269316845602016-09-25T21:30:00.000+07:002016-10-05T16:36:35.609+07:00Keajaiban Itu Bernama Pengetahuan<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-style: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b><span style="font-family: "helvetica neue" , "arial" , "helvetica" , sans-serif; font-size: large;">MENGENAL PENGETAHUAN</span></b></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-style: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b><br /></b></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-style: normal; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><b>Mari kita membuat arti tentang keajaiban. Bagiku itu adalah berbagi pengetahuan. Mengapa? Karena sejak kanak-kanak, mamak (ibu) pernah cerita bahwa pengetahuan adalah harta yang tak ternilai harganya, lebih berdaya tahan dibanding logam apapun di bumi ini. “Kemanapun kau dibuang, pengetahuan itu tetap melekat di otakmu. Tak ada yang bisa menghancurkannya kecuali tubuhmu sendiri benar-benar hancur. Sementara harta dunia ini bisa dicuri dan dihancurkan.” Demikian mamak berpetuah.</b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<b id="docs-internal-guid-14e58763-7b7b-2b43-9aac-8623cf5dfad2" style="font-weight: normal;"><br /></b>
<br />
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoGWrJcO50GWeGEGHlyOcg7BUYCz2bGoj641u0mfmcQv6nqqlVmv-TMWKfy-vfFGGUOwd6-6uSx4IA-ZbYpF4NutgyECPrAxD8ytZD5C2iB206-ZpyNd67HXo-iWndBtD1i-G2ohdKnKf0/s1600/istri+dan+mamak+tercinta.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoGWrJcO50GWeGEGHlyOcg7BUYCz2bGoj641u0mfmcQv6nqqlVmv-TMWKfy-vfFGGUOwd6-6uSx4IA-ZbYpF4NutgyECPrAxD8ytZD5C2iB206-ZpyNd67HXo-iWndBtD1i-G2ohdKnKf0/s1600/istri+dan+mamak+tercinta.jpg" title="Istri dan Mamak terkasih" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Istri dan Mamak terkasih</i></td></tr>
</tbody></table>
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span></div>
<div dir="ltr" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; font-size: 14.666666666666666px; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: 400; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Secara tidak langsung mamak telah memberiku pengetahuan. Dan dari mendiang bapak, pria berjanggut tebal itu hanya bisa mengelusnya pasrah setiap kali putra sulungnya mengobral abrik lemari arsip untuk mencari buku bacaan yang menarik hati seorang bocah ingusan. Favoritku adalah kliping filologi (pengetahuan bahasa mendongeng). Dari alkisah ‘Danau Toba’, 'terjadinya gunung Sibayak’, sampai yang asing bagiku 'awal mula Desa Bin Tujuh’.</span></div>
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Memasuki awal tahun 2000-an, istilah 'komputer’ benar-benar menyihirku. Monitor, keyboard, CPU, RAM, Hard disk, DOS. Semua kosa kata baru itu bagai mantra di kepala alih-alih pengetahuan yang rumit. Karena satu dan lain hal, perkenalan dengan bang Amazone Kaban adalah anugerah bagiku. Dan mungkin musibah baginya. Tak terbayangkan bagaimana bang Zone dapat menyungging senyum setiap kali aku datang tanpa memandang ‘hari merah’ dan 'hari hitam.’ Benar. Kunjunganku hanya untuk belajar komputer. Walaupun tak belajar, mendengar lagu pengantar OS Windows 98 saja bagai mendengar Josh Groban mendendangkan lagu.</span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2tVuIy7CuNsbNFi7gk1k4KtCEEFIXCkM7jfyr_aCPMR1o92lun7cIMJQXbECJwdgq3OwCV7FfSJW5s9llhxEQwmRPMWZc1GsjBCIY-EUIRgYZ44hlF_NTr0SrXiBKc8BH4R3eAAiY5BL4/s1600/berfoto+bersama+juragan+percetakan+di+simpang+sumber+USU.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2tVuIy7CuNsbNFi7gk1k4KtCEEFIXCkM7jfyr_aCPMR1o92lun7cIMJQXbECJwdgq3OwCV7FfSJW5s9llhxEQwmRPMWZc1GsjBCIY-EUIRgYZ44hlF_NTr0SrXiBKc8BH4R3eAAiY5BL4/s640/berfoto+bersama+juragan+percetakan+di+simpang+sumber+USU.jpg" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>foto bersama bang Amazone yang pingsan mendapati tagihan listriknya</i></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Dari bang Zone yang murah hati, aku beroleh pengetahuan yang sungguh ku syukuri: Instalasi dan perbaikan Windows, serta MS-Word. Word!? Benar. Jangan meremehkan keahlian di aplikasi ini. Hingga kini kutemui banyak tamatan kuliah sekalipun belum mumpuni mengoperasikan MS- Word. Bahkan, ada satu kejadian mengharukan, ketika aku meminta seorang mahasiswi komputer magang terisak-isak karena tak bisa membuat tabel di Word. Saat itu aku minta dokumen tersebut untuk daftar hadir rapat guru dan kepala sekolah.</span><br />
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; white-space: pre-wrap;">Persahabatan dan belajar bersama dengan bang Zone berlanjut tatkala kami tandem dalam usaha percetakan foto digital (milik seorang teman kampus: Mario Hutagalung). Sungguh lucu pengalaman kami di geliat bisnis ini, mengingat kami sama-sama pemula dalam menggunakan Adobe Photoshop, aplikasi untuk menyunting foto-foto di usaha cetak tersebut. Setelah menyelesaikan kuliah yang amburadul, ada rasa jenuh menyesap hati akan pekerjaan di percetakan. Meskipun bekerja di dunia cetak ini juga menyenangkan karena sering bersua pelanggan yang cantik-cantik. Hanya saja tak satu pun bersedia ditembak menjadi ‘pacar.’</span><br />
<blockquote class="tr_bq" style="line-height: 1.38; margin-bottom: 0pt; margin-top: 0pt;">
<i><span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;"><br /></span><span style="background-color: transparent; color: black; font-family: "arial"; text-decoration: none; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">“Kemanapun kau dibuang, pengetahuan itu tetap melekat di otakmu. Tak ada yang bisa menghancurkannya kecuali tubuhmu sendiri benar-benar hancur. Sementara harta dunia ini bisa dicuri dan dihancurkan.”</span></i></blockquote>
<br />
<span style="font-family: "arial"; font-size: 14.6667px; vertical-align: baseline; white-space: pre-wrap;">Karena itu, aku mengutarakan pada bang Zone dan Mario keinginan untuk pindah ‘klub’ (seperti sepakbola saja) atawa kerja. Mario merelakan keputusanku dengan berat hati, padahal tanpa pesangon. Sementara bang Zone (hingga kini), masih membara semangatnya belajar menjalankan bisnis tersebut. Bahkan hingga Mario gulung tikar, bang Zone dengan yakin mengambil alih seluruh asetnya berupa: sepasang kursi dan meja, printer, serta beberapa lembar kertas photo.</span>pontifex.IDhttp://www.blogger.com/profile/05117995898916875886noreply@blogger.com0